Minggu, 07 Desember 2008

Menjadi PNS dan sebuah kejujuran

HARIAN JOGJA

Menjadi PNS dan sebuah kejujuran

E-mail Cetak PDF

Semua orang mengamini, menjadi pegawai negeri sipil (PNS) pasti akan mendapat penghasilan mapan. Dengan menjadi PNS dapat dikata, bekerja atau tidak pasti dirinya akan mendapatkan penghasilan. Sehingga dari sini tidak mustahil setiap kali ada pendaftaran PNS atau dengan istilah lain pembukaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) pasti pendaftarnya membeludak. Kuota antara penerimaan dan jumlah pendaftar tidak imbang.

Dengan realita semacam ini, menjadi sesuatu hal yang wajar jika di sana-sini terdapat calo untuk mengelabuhi CPNS. Para CPNS diiming-imingi akan menjadi PNS dengan membayar uang sebagaimana yang ditetapkan para calo. Karena menjadi PNS sangat menentukan nasib penghasilan seseorang, tidak sedikit CPNS yang tergiur dengan iming-iming para calo untuk membayar sejumlah uang dengan dijanjikan akan menjadi PNS.

Sebagaimana dalam salah satu surat kabar edisi 20 November 2008 diwartakan bahwa Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar terdapat warga yang mendapat jalan untuk diterima menjadi CPNS di Kota Kediri dengan imbalan Rp75 juta.

Dirinya sangat yakin dengan tawaran ini. Dengan senang hati dirinya membayarkan uang sejumlah Rp75 juta. Bahkan dirinya juga menjelaskan bahwa uang Rp75 juta bukanlah menjadi permasalahan baginya. Dirinya disuruh membayar Rp100 juta pun jika dirinya pasti diterima menjadi PNS pasti akan dibayarnya dengan senang hati.

Memang jika diselidiki apa yang dilakukan salah satu CPNS tersebut tidaklah berlebihan. Bagaimana tidak, dengan menjadi PNS, kehidupannya ke depan akan semakin terjamin. Dirinya setiap bulan akan mendapatkan uang dari pemerintah. Perkara dirinya mempunyai keilmuan sesuai dengan pekerjaannya atau tidak dan dirinya bekerja atau tidak, karena dirinya sudah tercatat menjadi PNS, permasalahan gaji sudah tidak dipermasalahkan lagi.

Anehnya, terkait dengan calo CPNS, ada juga jalan yang aman. Keamanan ini karena langsung ditangani oleh pemerintah kota (Pemkot) setempat. Hal ini juga sempat terjadi pada tahun 2006. Di tahun 2006, kursi CPNS dijual dengan harga Rp55 juta dan benar-benar aman.
Di DIY

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada musim pendaftaran CPNS ini tidak menutup kemungkinan adanya calo berkeliaran. Bahkan Pelaksana Tugas Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Yogyakarta Hardono, juga mengemukakan hal tersebut. Dirinya mengatakan di DIY tidak menutup kemungkinan terdapat praktik-praktik penipuan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab selama masa penerimaan CPNS masih terjadi.

Sehingga dirinya juga mengingatkan kepada CPNS DIY agar tetap berlaku jujur, tidak tergiur dengan rayuan calo. Tambahan formasi CPNS sebanyak 351 orang di Pemkot Yogyakarta pada tahun 2008 ini diharapkan dapat berjalan mulus. Diharapkan dari jumlah tersebut 158 diisi tenaga honorer yang telah bekerja dan masuk dalam database tahun 2005. Sementara 193 yang lain diperuntukkan bagi pelamar umum.

Jumlah 193 kursi ini tidak akan mungkin mulus diisi oleh orang-orang yang benar-benar mampu mengemban amanah menjadi PNS. Jika benar permainan calo terus terjadi, dari jumlah 193, dapat dimungkinkan hanya 100 orang yang benar-benar masuk menjadi PNS sebagaimana meskinya. Selebihnya, mereka menjadi PNS karena mempunyai uang dan celah sebagai terobosan untuk memasukinya.

Memang menjadi PNS sangat didamba-dambakan. Dengan menjadi PNS uang mengalir setiap bulannya. Tentu tidak ada yang mau menolaknya. Sehingga dari sini tidak mustahil kecurangan untuk memasukinya dilakukan. Pun demikian hanya uangkah yang diperlukan dalam kehidupan ini. Bukankah moral lebih berharga dari segalanya. Hanya dengan kejujuran pribadi dan sadar atas kesamarataan hak sesuai dengan kemampuan akan menjadikan seseorang mampu mengendalikan diri untuk selalu berjalan di jalan yang benar. Lantas, bagaimanakah dengan
CPNS kali ini?
Wallahu a’lam

Oleh Anton Prasetyo
Mahasiswa KPI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar