Selasa, 30 Maret 2010

Peran Ganda Perempuan Karir

Peran Ganda Perempuan Karir

pelita, 30 Maret 2010

Oleh Anton Prasetyo

ERA kontemporer menuntut peran kaum perempuan berstatus ganda. Selain sebagai ibu dan istri juga menuntutnya bekerja di luar rumah sebagai perempaun karir. Kondisi ini bukan dianggap sebagai pemberat bagi kaum perempuan dalam menjalankan kehidupannya, bahkan dianggap sebagai pembebas. Pasalnya selama ini kaum perempuan dianggap tabu untuk keluar rumah sehingga mengekang dirinya dalam berbagai aktivitas.
Adanya pengekangan ini menjadikan kaum perempuan tidak dianggap setara dengan kaum laki-laki. Dengan keterbatasan keluar dan bekerja dapat diartikan bahwa kaum perempuan tidak diberi kesempatan sama untuk mengembangkan kemampuan sebagaimana kaum laki-laki. Kenyataan ini dapat dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap perempuan.
Lihatlah betepa kaum perempuan dengan tiadanya kebebasan untuk berkarir hanya berkisar pada tiga tempat, kasur dapur dan kasur.
Artinya kaum perempuan tidak diberi kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kemampuan intelektual melalui praktik kerja. Hal-hal yang dialkukan adalah sekitar mencuci pakaian, memandikan sekaligus mengurus anak, memasak dan melayani suami.
Sehingga dari sini praktik adanya deskriminasi terhadap kaum perempuan sudah saatnya dipungkasi. Tak s edikit data menerangkan betapa menjadi perempuan karir lebih baik dari pada hanya berperan tunggal.
Dalam sebuah penelitian terhadap kaum perempuan Inggris yang lahir pada 1946 misalnya. Dalam penelitian ini para ilmuwan menemukan bahwa perempuan yang mempunyai peran ganda, semisal sebagai perempuan karir dan ibu rumah tangga, atau menjadi single parent sambil bekerja, cenderung memiliki kondisi kesehatan jauh lebih baik dibandingkan dengan perempuan yang hanya sebagai ibu rumah tangga.
Realita yang terjadi, perempuan yang hanya mempunyai satu peran dalam kehidupannya, baik yang hanya menjadi ibu rumah tangga atau perempuan berkerja yang tetap melajang, setelah mencapai usia paruh baya, mayoritas mengalami penurunan kondisi kesehatan yang cukup serius.
Seorang perempuan yang hidupnya hanya sebagai ibu rumah tangga memiliki kondisi kesehatan yang jauh dari standar sehat. Selanjutnya, perempuan yang hanya berperan sebagai orang tua tunggal dan yang terakhir adalah mereka yang tidak memiliki anak atau tetap melajang.
Bagi seorang perempuan yang hanya berperan sebagai ibu rumah tangga cenderung memiliki berat badan yang berlebihan, menduduki tingkat obesitas rata-rata yang paling tinggi sekitar 38 persen. Berbeda dengan perempuan yang berperan sebagai istri, ibu dan sekaligus berkarir, rata-rata tidak berlebih berat badannya.
Dalam pada itu, Dr Anne McMunn dari University College, London, dalam laporannya menerangkan bahwa perempuan yang mempunyai dua atau lebih peran, setelah kurun waktu yang lama akan memiliki kondisi kesehatan yang baik pada saat ia mencapai usia 54 tahun. Hal ini karena perempuan karir lebih cenderung bisa mengombinasikan karir dan keluarganya dalam menjalani kehidupan.
Peran Ganda Perempuan
Betapapun kaum perempuan dianggap lemah, setelah adanya kebebasan berkarir ternyata capaian-capaian tersebut dapat ditunjukkan. Terbukti dalam berorganisasi, berpolitik hingga bekerja, banyak posisi-posisi penting yang selama ini hanya diduduki kaum laki-laki setelah dipegang kaum perempuan malah menjadi semakin membaik.
Hanya saja kaum perempaun harus ingat, betapapun berkarir bisa saja dilakukan, sebagai kaum perempuan harus menyadari betapa harga yang harus mereka bayar sangat besar. Mereka harus bisa membayar dengan psikologi, biologi dan sosial demi mengejar predikat perempuan karir sukses.
Jika para kaum prempuan tak dapat membayarnya dengan berbagai macam persyaratan tersebut, bukan tidak mungkin karir yang mereka impikan untuk sukses akan kandas di tengah jalan.
Dalam dunia karir saat ini betapa kaum perempuan menduduki posisi penting bahkan tak dapat digantikan kaum laki-laki. Namun yang dilakukan sangat tidak sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk yang bernorma dan beragama.
Banyak karir sukses yang dilakukan kaum perempuan karena hanya mengandalkan kemolekan tubuhnya, mengandalkan senyum sehingga dapat menarik perhatian banyak orang.
Banyak dalam sebuah perusahaan ataupun instansi selalu memajang sorang perempuan dengan cantik rupa, selalu senyum dan berpakaian serba minim. Dan tentu posisi-posisi seperti ini sangat sulit digantikan kaum laki-laki.
Namun demikian, karir seperti inikah yang harus dijalankan kaum perempuan kita? Betapa penelitian mengatakan bahwa seorang perempuan hanya berperan sebagai ibu rumah tangga tak memilki ketahanan kesehatan sebagaimana perempuan karir, namun jika yang dimaksud dengan perempuan karir harus menjual rasa malunya, tentu mempunyai peran tunggal, menjadi ibu rumah tangga lebih mulia dari pada menjadi menjadi perempuan karir.
Di samping itu berbagai penelitian yang menghasilkan bahwa perempuan karir lebih baik dari pada yang tidak tentu bukanlah harga mati.
Bisa saja berbagai keterangan yang ada hanyalah manipulasi dan eksploitasi terselubung terhadap kaum perempuan. Dalam keterangan lain, betapa dampak sosial yang ditimbulkan karena adanya perempuan karir sangat besar. Saat ini di Eropa kaum perempuan lebih suka berkarir dari pada menjalankan perannya sebagai istri dan ibu anak-anaknya.
Bahkan karena banyaknya perempuan yang tertarik dengan dunia karir berakibat pada turunnya tingkat kesuburan perempuan dan berdampak pada cepatnya penurunan usia kerja.
Sehingga dari sini pilihan untuk menjadi perempuan harus penuh dengan pertimbangan. Jangan sampai hanya karena ingin dikata menjadi orang yang wah hingga mengorbankan kodratnya sebagai perempuan dan meninggalkan tugas utamanya dalam menyelaraskan kehidup an rumah tangga.
Pembagian tugas dalam keluarga, laki-laki berkarir mencari kecukupan keluarga dan perempuan mengurus anak dan mengatur rumah kiranya akan membuat keluarga menjadi harmonis. Jika memang perempuan ingin berperan ganda, (baca: menjalankan tugas utama dan berkarir), tentu sangat mulia, hanya saja jangan sampai melanggar norma-norma yang ada.
Banyak karir yang dapat diciptakan perempuan dengan tetap menuaikan tugasnya sebagai pendamping suaminya, diantaranya menulis untuk dibuat buku atau artikel dan berbagai kreativitas lain yang dikuasai dengan syarat tetap menjaga kodratnya sebagai seorang perempuan. Wallahu alam.